Menulis
Tulisan ini akan sama seperti tulisan-tulisan sebelumnya; tentang diriku sendiri. Menulis seperti ini sudah seperti jurnal pribadi buatku. Tak peduli siapa dan mengapa mereka membaca tulisan ini, yang penting aku menulis saja.
Sejak SD aku biasa menulis jurnal harian, yah apalah kalian menyebutnya, diary?. Aku banyak menulis disana, mulai dari penyusunan kalimat yang hancur sampai menjadi kalimat yang menurutku cocok untuk disama-level-kan dengan para penulis novel ternama--tapi bukan Dee Lestari, entah kenapa aku belum pernah bisa menamatkan satu-pun novel tulisannya, bahasanya terlalu hebat.
Sekali lagi aku menulis pagi ini, menyadari sesuatu kalau liburan (yang sebenarnya tidak benar-benar libur) akan segera usai.
Menjalani rutinitas harian seperti biasanya. Kuliah dan sesekali bekerja jika iya. Banyak waktu yang tertinggal di belakang, sama seperti banyak lembaran buku jurnal harian yang kutulis sepanjang hidupku--meskipun sebagian entah sekarang ada dimana. Ada beberapa buku kusimpan rapi di rumah.
Pagi ini tidak ada ide tulisan spesial, sudah sekitar hampir 5 tahun aku tidak menulis jurnal harian--I've changed a lot!. Pernah dulu menulis dan kusimpan di folder, namun karena laptop ber-OS windows sialan yang lemot ini, jadi kuputuskan untuk mengutak-atik OS nya menjadi Linux, Elementary OS. Dan sekarang, entah folder penuh tulisan itu ada dimana. Kalau niat kucari mungkin ketemu. Pernah juga menulis beberapa di blog ini, sejak penghujung 2015. Namun entah karena apaaaaa, kuhapus semua postingan itu, bukan di unpublished tapi dihapus (padahal who cares?). Pernah juga menulis jurnal harian versi bahasa inggris, entah sekarang folder berisi tulisan-tulisan dengan grammar memalukan itu ada dimana?
Oh iyaa, kemarin banyak yang ribut soal valentine day. Aku bahkan tak faham kalau valentine itu 14 February, yang kuingat beberapa hari yang lalu pas masuk indomart, ada mas-mas pake celana sobek-sobek, gelang full, pake tindik, kaos dekil dan topi senada antri di kasir depanku pas, dia beli coklat dan bunga. "oh iyo saiki Februari" pikirku.
Tapi hey? itu #valentinebukanbudayakita hahaha.. iya, kemarin di twitter rame soal tagar itu, aku? yang juga bagian dari netizen Indonesia ini ikut membaca berbagai cuitan menarik. Kalau penasaran baca sendiri ya.
Sejak SD aku biasa menulis jurnal harian, yah apalah kalian menyebutnya, diary?. Aku banyak menulis disana, mulai dari penyusunan kalimat yang hancur sampai menjadi kalimat yang menurutku cocok untuk disama-level-kan dengan para penulis novel ternama--tapi bukan Dee Lestari, entah kenapa aku belum pernah bisa menamatkan satu-pun novel tulisannya, bahasanya terlalu hebat.
Sekali lagi aku menulis pagi ini, menyadari sesuatu kalau liburan (yang sebenarnya tidak benar-benar libur) akan segera usai.
Menjalani rutinitas harian seperti biasanya. Kuliah dan sesekali bekerja jika iya. Banyak waktu yang tertinggal di belakang, sama seperti banyak lembaran buku jurnal harian yang kutulis sepanjang hidupku--meskipun sebagian entah sekarang ada dimana. Ada beberapa buku kusimpan rapi di rumah.
Pagi ini tidak ada ide tulisan spesial, sudah sekitar hampir 5 tahun aku tidak menulis jurnal harian--I've changed a lot!. Pernah dulu menulis dan kusimpan di folder, namun karena laptop ber-OS windows sialan yang lemot ini, jadi kuputuskan untuk mengutak-atik OS nya menjadi Linux, Elementary OS. Dan sekarang, entah folder penuh tulisan itu ada dimana. Kalau niat kucari mungkin ketemu. Pernah juga menulis beberapa di blog ini, sejak penghujung 2015. Namun entah karena apaaaaa, kuhapus semua postingan itu, bukan di unpublished tapi dihapus (padahal who cares?). Pernah juga menulis jurnal harian versi bahasa inggris, entah sekarang folder berisi tulisan-tulisan dengan grammar memalukan itu ada dimana?
Oh iyaa, kemarin banyak yang ribut soal valentine day. Aku bahkan tak faham kalau valentine itu 14 February, yang kuingat beberapa hari yang lalu pas masuk indomart, ada mas-mas pake celana sobek-sobek, gelang full, pake tindik, kaos dekil dan topi senada antri di kasir depanku pas, dia beli coklat dan bunga. "oh iyo saiki Februari" pikirku.
Tapi hey? itu #valentinebukanbudayakita hahaha.. iya, kemarin di twitter rame soal tagar itu, aku? yang juga bagian dari netizen Indonesia ini ikut membaca berbagai cuitan menarik. Kalau penasaran baca sendiri ya.
Komentar
Posting Komentar