Membaca

Banyak alasan mengapa seseorang mulai membaca atau senang membaca. Membaca adalah cara untuk membuka jendela dunia, siapapun pasti tau kalimat "buku adalah jendela dunia", jika buku adalah jendela, maka membaca adalah cara untuk membukanya.

Pernah berada pada level di mana kecanduan sampai susah tidur karena sibuk membaca buku. Juga pernah tertidur sangat pulas hanya karena membaca beberapa lembar buku. Di penghujung ahir tahun ketigaku kuliah ini, aku telat menyadari kebiasaan lama yang sudah sangat lama kutinggal; menikmati membaca (buku).

Beberapa menit yang lalu, iseng menulis kalimat di search engine google "kebiasaan lama kembali" dan tanpa sengaja aku menemukan blog menarik, kubaca tulisan-tulisannya. Dan hey aku merasa si penulis blog itu seperti aku (yang dulu). Bagaimana dengan aku yang sekarang? itu yang membuatku sedikit tersadar. Andai jika aku tetap menjadi penikmat buku, dan berbaris-baris andai- jika andai-jika yang lain, pasti mungin bisa setidaknya menjadi aku yang tidak seperti sekarang. Penyesalan memang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran -_-

Membaca membutuhkan motivasi dan alasan--meskipun semua hal kadang tidak harus memerlukan alasan untuk melakukan sebuah tindakan. Seperti jatuh cinta--meskipun menurutku jatuh cinta itu harus memiliki alasan.

Motivasi menurut kbbi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan alasan berarti hal yang menjadi pendorong (untuk berbuat): apa ~nya sehingga dia berbuat demikian.

Motivasi dan alasan selalu melengkapi. Mengapa demikian? karena dorongan dan pendorong adalah dua partikel penting untuk suatu mencapai suatu tujuan, sifatnya saling melengkapi. Haishhhhhhhh~

Alasan-ku mulai menikmati membaca adalah karena dulu semasa SMP aku termasuk salah satu anggota pengurus Perpustakaan OSIS, tak jelas posisiku bendahara atau sekertaris (dulu sistem jabatan hanya formalitas, pekerjaan dikerjakan sama rata). Perpustakaan sangat boring, dan terdengar tidak keren sama sekali. Namun aku menemukan alasan untuk membaca adalah karena aku sering di perpustakaan, sering melihat-mendengus-menata tumpukan serta barisan buku berdebu--yang jelas jarang sekali disentuh pengunjung. Boro-boro pengunjung, pembaca saja bisa dihitung jari.

Sejak saat itu, minat membacaku tumbuh, masih seukuran tunas pohon.

Motivasi(ku) menikmati membaca adalah ketika SMA. Sebuah kalimat nasihat dilontarkan buatku waktu itu "orang yang gemar membaca pasti bisa menulis, nah untuk jadi penulis yang hebat dibutuhkan banyak membaca, menulis berarti si penulis faham dengan apa yang dibacanya" kira-kira kalimatnya bermakna seperti itu. Di kelas 10 kemudian jadilah diri ini tertarik masuk redaktur majalah sekolah, pimred dan penasihat redaksi waktu itu dijabat oleh guru-guru hebat, berwawasan luas, juga penulis sungguhan yang sudah menerbitkan buku. Tapi karena lupa-kalau-hari-ini-deadline-pengumpulan-tugas-seleksi-redaktur aku tidak mendaftar, melewatkan kesempatan yang kunantikan sejak lama. Nah ketika kelas 11 aku tak mau tertinggal hanya karena alasan bodoh seperti sebelumnya. Tanpa ada wawancara seperti seleksi di tahun-tahun sebelumnya, aku berhasil lolos. Meskipun dalam hati sempat berfikir bahwa kelolosan ini hanya keberuntungan, aku masih menghibur diri sendiri kalau aku memang pantas.

Sejak saat itu, menulis menjadi tuntutan, otomatis membaca pun menjadi tuntutan yang lebih penting. Jika tidak membaca, maka tidak bisa menulis. Mau menulis tanpa sumber dan acuan? mengarang namanya.

Nah, 3 tahun belakangan, karena tidak menulis, aku tidak membaca. Membaca punyang kubaca bukan buku kertas--meskipun sebenarnya ya buku juga, namun beda versi, buku versi pdf. Esensinya terasa beda dong. Dulu waktu SMA, karena keagian nulis berita, jadi kerjaan suka sekali baca koran, mengamati gaya bahasa dan cara penulisannya. Waktu kuliah, masuk jalan kegelapan--yang sekarang dipenghujungnya mulai sadar, kalau sedang meniti di jalan gelap. Hhhhhhhhhh~

Kemudian, jadilah memulai membaca hal remeh temeh lagi seperti jaman SMP, membaca novel--meskipun sesekali malas bawa-bawa buku tebel kemana-mana--jadi baca pdf lagi lagi dan lagi. Simpel tauk. YA. Setelah novel, ada banyak jenis buku yang mengantri yya khannn? ya harus.

Selamat membaca.

sumber foto


Komentar

Postingan Populer