things gone wrong, but it's okay
yap, (i) messed things up these days. problems come and go all the time.
rabu kemarin, aku nulis berlembar-lembar di jurnal pribadi sambil airmata netes disetiap halamannya. that wasnt enough, ternyata gak cukup, lalu kulanjutin nangis nangis sambil curhat lewat voice note wasap, seeking for my best one to listen to it. bersyukur banget punya banyaaak temen baik, sahabat yang selalu sedia meladeni ke-childish-an ku. ngebantu nyelesain masalah dan sekedar dengerin keluhan dan sederet cerita milikku.
namun tidak semua persoalan kuceritakan ke mereka semua, aku berbagi masalah dan cerita ke"teman" yang sesuai, bukan karena pemilih, cuman aku harus menyesuaikan dengan situasi, kondisi, genre, juga jenis masalah yang sedang kuhadapi, agar tidak menjadi beban buat mereka yg mendengar masalahku.
setelah cerita panjang lebar ke salah satu sahabat, rasanya lega.
besoknya, setelah nangis drama di kamar kos sendirian--sebelum temen sekamarku datang tentu saja, kubaca lagi catatan 3 halaman tersebut, then i think of ngapain sampek nangis segitunya hey?
tapi, besok-besok kemungkinan nangis-nulis jurnal-curhat ke temen via wasap-ketiduran-bangun-lalu akhirnyaa menertawakan kelakuan sendiri, sudah seperti kebiasaan, akan terjadi berulang ulang kali Di masa depan.
At least aku bertahan, (selalu berusaha) menikmati masalah, sabar dan apapun masalahnya pasti aku bisa ngehadapi, meskipun proses ngejalinnya bakal seribet itu.
kejadian nangis itu keesokan harinya menemukan titik terang, separuh masalah sudah terlihat dasar penyelesaiannya. kemudian masalah lain datang, lagi, meskipun tidak seberat hari rabu itu.
***
kamis jumat, kami temen kampus yang biasa kumpul, sudah jauh-jauh hari menyusun rencana nyewa seunit apartemen untuk semalam, diisi 6 orang, barbar memang. tidak mau rugi, sewanya cuma 1 bedroom, yang penting bisa nginep kumpul bareng dengan nyaman meskipun cuma semalam, tentu semua temen cewe, quality time.
Jumat paginya sempet renang meskipun cuma bertiga yang turun, 3 yang lain mager dikamar.
pulang dari apart, ada lagi masalah yang itu sempurna karena keteledoranku sendiri, im not gonna tell it here, cukup konsumsi pribadi sebagai pengingat di jurnal harian saja.
jumat siang panas terik, surabaya sekitar 37 derajat selsius waktu itu. aku yang biasa menghadapi masalah dengan gupuh dan panik, otomatis hilang selera, tidak peduli panas atau dingin (padahal waktu itu, sedang di warung bakso, ibu bakso udah nyodorin bakso yang rasanya uenak, pas makan rasanya jadi hambar karena ada yang tidak beres) sambil makan, tanganku repot menghubungi seorang teman, meminta tolong soal keteledoranku, alhamdulilllah hal terburuk yang kukhawatirkan tidak terjadi.
***
oiya, jadwal keberangkatan mahami mundur, masih ada waktu 3 minggu lagi, jadi bisa nyiapin proposal skripsi dan melengkapi kelas-kelas yang belum selesai. Juga persapan buat bekal disana, dannnn kita lupakan saja lah ya soal insecurity yang kutulis beberapa pekan lalu.
tulisan kali ini berusaha kusampaikan agar pembaca yang samasekali gak kenal dan gak ngerti siapa si penulis ini, apa duduk permasalahan yang ditulis disini, setidaknya bisa memahami apa yang sudah kulalui, dan aku bertahan, berusaha menyelesaikannya, meskipun dengan proses yang tidak biasa.
dan Nid!! aku tahu nanti kamu yo bakal moco tulisan iki, aku saiki kuat, bertahan dan masih berusaha, kamu di masa depan juga kuharap masih jadi aku yang sekarang dengan lebih diupgrade jadi lebih baik yaaaaaa..
bye
selamat malam!
rabu kemarin, aku nulis berlembar-lembar di jurnal pribadi sambil airmata netes disetiap halamannya. that wasnt enough, ternyata gak cukup, lalu kulanjutin nangis nangis sambil curhat lewat voice note wasap, seeking for my best one to listen to it. bersyukur banget punya banyaaak temen baik, sahabat yang selalu sedia meladeni ke-childish-an ku. ngebantu nyelesain masalah dan sekedar dengerin keluhan dan sederet cerita milikku.
namun tidak semua persoalan kuceritakan ke mereka semua, aku berbagi masalah dan cerita ke"teman" yang sesuai, bukan karena pemilih, cuman aku harus menyesuaikan dengan situasi, kondisi, genre, juga jenis masalah yang sedang kuhadapi, agar tidak menjadi beban buat mereka yg mendengar masalahku.
setelah cerita panjang lebar ke salah satu sahabat, rasanya lega.
besoknya, setelah nangis drama di kamar kos sendirian--sebelum temen sekamarku datang tentu saja, kubaca lagi catatan 3 halaman tersebut, then i think of ngapain sampek nangis segitunya hey?
tapi, besok-besok kemungkinan nangis-nulis jurnal-curhat ke temen via wasap-ketiduran-bangun-lalu akhirnyaa menertawakan kelakuan sendiri, sudah seperti kebiasaan, akan terjadi berulang ulang kali Di masa depan.
At least aku bertahan, (selalu berusaha) menikmati masalah, sabar dan apapun masalahnya pasti aku bisa ngehadapi, meskipun proses ngejalinnya bakal seribet itu.
kejadian nangis itu keesokan harinya menemukan titik terang, separuh masalah sudah terlihat dasar penyelesaiannya. kemudian masalah lain datang, lagi, meskipun tidak seberat hari rabu itu.
***
kamis jumat, kami temen kampus yang biasa kumpul, sudah jauh-jauh hari menyusun rencana nyewa seunit apartemen untuk semalam, diisi 6 orang, barbar memang. tidak mau rugi, sewanya cuma 1 bedroom, yang penting bisa nginep kumpul bareng dengan nyaman meskipun cuma semalam, tentu semua temen cewe, quality time.
Jumat paginya sempet renang meskipun cuma bertiga yang turun, 3 yang lain mager dikamar.
pulang dari apart, ada lagi masalah yang itu sempurna karena keteledoranku sendiri, im not gonna tell it here, cukup konsumsi pribadi sebagai pengingat di jurnal harian saja.
jumat siang panas terik, surabaya sekitar 37 derajat selsius waktu itu. aku yang biasa menghadapi masalah dengan gupuh dan panik, otomatis hilang selera, tidak peduli panas atau dingin (padahal waktu itu, sedang di warung bakso, ibu bakso udah nyodorin bakso yang rasanya uenak, pas makan rasanya jadi hambar karena ada yang tidak beres) sambil makan, tanganku repot menghubungi seorang teman, meminta tolong soal keteledoranku, alhamdulilllah hal terburuk yang kukhawatirkan tidak terjadi.
***
oiya, jadwal keberangkatan mahami mundur, masih ada waktu 3 minggu lagi, jadi bisa nyiapin proposal skripsi dan melengkapi kelas-kelas yang belum selesai. Juga persapan buat bekal disana, dannnn kita lupakan saja lah ya soal insecurity yang kutulis beberapa pekan lalu.
tulisan kali ini berusaha kusampaikan agar pembaca yang samasekali gak kenal dan gak ngerti siapa si penulis ini, apa duduk permasalahan yang ditulis disini, setidaknya bisa memahami apa yang sudah kulalui, dan aku bertahan, berusaha menyelesaikannya, meskipun dengan proses yang tidak biasa.
dan Nid!! aku tahu nanti kamu yo bakal moco tulisan iki, aku saiki kuat, bertahan dan masih berusaha, kamu di masa depan juga kuharap masih jadi aku yang sekarang dengan lebih diupgrade jadi lebih baik yaaaaaa..
bye
selamat malam!
Komentar
Posting Komentar