Alka dan Kekesalannya
Sore ini rumah ramai perkara Alka. Adik laki-laki bungsuku itu menangis karena kehabisan layang-layang yang akan dibelinya pada seorang teman. Seminggu di rumah, aku perhatikan Alka sibuk mengumpulkan uang jajan, dia bilang sedang menabung untuk beli layangan. Hari ini genap sudah 35.000 rupiah ada di tangannya.
Selepas sholat asar, dengan semangat sambil membawa uang tersebut alka pergi ke rumah temannya. Berharap untuk melunasi layang-layang yang dipesannya jauh-jauh hari sebelum uangnya dapat terkumpul dengan sempurna.
Jauh dari harapan, ternyata layang-layang terakhir yang tersisa sudah dijual ke pembeli yang lain. Dengan kesal, sedih dan mungkin juga sedikit marah Alka pulang, gontai menuju kamarnya sambil menangis--kebiasaannya kalau kesal selalu menangis.
Kedua adikku memang mudah menangis, sekali aku pernah mendapati Alka, sedang menonton Doraemon sambil menangis, mungkin ada adegan sedih soal nobita yang juga suka menangis. Tidak hanya sampai di situ, kalau kesal Alka sering mengekspresikan kekesalannya dengan cara menangis.
Umik lalu menghampiri ke kamar Alka, ikut kesal. Kata Alka, teman yang menjual layang-layang itu sudah berjanji untuk menyisakan satu untuknya, barang pesanan itu sesuai request dan akan diberikan kalau uang sudah lunas dibayar.
Nah mungkin disini ada kekeliruan, entah kesalahpahaman dari si penjual karena berhari-hari Alka tak kunjung membayar, lupa kalau Alka sudah memesan, atau alasan lain yang masuk akal. Yang pasti di pihak Alka, kami sekeluarga jadi kalang kabut mencari penjual layang-layang lain--yang sialnya tidak ada yang sesuai dengan keinginan Alka.
Abi yang sedang sakit sampai keluar, membawa sepedamotor supranya mengelilingi jalanan besar. Mencari penjual layang-layang, namun tidak ada yang menjual layang-layang seperti kehendak Alka. Umik juga menghubungi kenalan yang mengenal penjual layang-layang, tapi kata umik tidak ada layang-layang hitam yang diinginkan Alka.
Lalu malam pun tiba, selesai sholat isya Alka ke dapur untuk jadwal makan malam. Sore tadi umik memasak ikan mujair bumbu bali. Ketika membuka wajan di kompor, Alka kesal bukan main, ikan mujair yang tadinya dimasak utuh, sekarang sudah tak berbentuk. Mungkin masih terbawa suasana kesal soal layangan, dia kemudian mencak-mencak menangis tidak mau makan karena ikan mujair yang sudah berubah tepotong menjadi beberapa bagian.
Umik yang juga ikut kesal kemudian memarahi Alka, bilang apa bedanya, toh rasa ikan tetap sama jika bentuknya berubah. Sambil menangis, Alka kemudian menyendok lauk lain, telur dan tahu yang juga dibumbu bali bersama ikan mujair. Dia kemudian makan. Setelah itu, langsung ke kamarnya padahal biasanya selepas makan malam, Alka selalu pergi ke rumah teman, tetangga samping rumah. Baru sekitar pukul 8 pulang.
Malam ini dia tidak keluar untuk bermain, dia lebih memutuskan untuk rebahan dan main game di kamarnya. Menghabiskan sisa kekesalan yang tentu masih tersisa. Toh lebih baik main game daripada menangis sampai tengah malam wkwkwk
Komentar
Posting Komentar