Cockroach
Sekarang, jam menunjukkan pukul 11.52 tengah malam. Seharusnya aku tdk boleh tidur selarut ini, mengikuti anjuran dokter seharusnya aku tidur lebih awal, juga harus bangun lebih awal. Seminggu kemarin jam tidurku tidak karuan, karena sedang haid, bangun jadi lebih siang tidurpun lebih larut.
Nah karena malam ini makan malam adalah bakso, dan harus makan di tempat, aku baru bisa pulang pukul 9, yang setelahnya tentu ada banyak kegiatan lain. Tadi siang, alhamdulillah sempat tidur siang, tidak tanggung-tanggung durasinya 3 jam.
Efek kebanyakan tidur siang, malam pun jadi melek 46 watt, mata rasanya tidak bisa diajak tidur. Waktu tengah hari tadi, cuaca Surabaya khususnya daerah Karamenjangan tempatku tinggal, panas bukan main.
Anehnya, waktu kutinggal tidur siang, pukul 3 tiba-tiba hujan deras, sesekali ditemani petir. Menyadari hujan, bangun tidur aku langsung naik ke lantai dua, menengok jemuran. Ternyata, sebelum hujan sudah ada temanku yang membantu membereskan pakaian yang kering. Tinggal beberapa yg basah masih terpampang rapi, berjejer di jemuran, terkena cipratan air hujan.
Sambil menulis ini aku mulai menguap ngantuk. Padahal, awalnya aku ingin menulis soal kecoa.
Tepat sebelum menulis ini, aku baru saja mengusir kecoa yg masuk dari langit-langit kamarku. Mungkin, karena efek panas ke hujan deras tadi, si kecoa-kecoa ini pun keluar dari persembunyiannya.
Tak tanggung-tanggung, sudah ada 2 kecoa yg dari tadi meringsek masuk kamarku. Suaranya yang menyebalkan (suara sek sek zekkks) sambil menabraki dan menyelip masuk diantara celah-celah buku, menempel terbang diposter kamar juga baju yg tercantol rapi di hanger dinding.
Kalau saja kecoa bersih, tidak bau, dan tidak terbang. Mungkin saja ada beberapa orang yg dengan sedia merawatnya untuk dijadikan peliharaan.
Tapi aslinya... kotor, bau, dan menyebalkan.
Karena sibuk memburu kecoa-kecoa yang masuk, kamarku sekarang jadi ringsek, berantakan.
Printer jadi berubah posisi.
Rentetan buku roboh tak tertata.
Dan barang-barang lain yang tadinya sudah berantakan malah makin lebih berantakan lagi.
Kalau diingat-ingat, masalahku dengan kecoa bukan hanya kali ini.
Aku pernah terbangun, karena tiba-tiba ada kecoa terbang yang hinggao di rambut lalu merambat ke telingaku.
Sambil terbangun panik, aku langsung bergegas mandi dan mencuci rambut. Uh geli dan gatalnya tak usahlah kalian bayangkan.
Bukan hanya itu, kalau saja aku pengingat yang handal, ada lebih banyak lagi pengalaman burukku lain dengan kecoa. Yang mana kejadian-kejadian itu membuatku jadi sensi setengah mati dg hewan yg satu itu.
Padahal lingkungan kos, dan kamarku sudah bersih (hanya saja kalau rapi, kupikir tidak, yang penting kan bersih ya kan🥺😄)
Yah sudahlah, namanya juga kecoa. Sekarang aku ngantuk, 15 menit ternyata cukup untuk menulis tulisan tdk jelas ini.
Sampai jumpa dituliskan tidak kelasku yang lain.
Bye!
Komentar
Posting Komentar