Selamat hari guru!
Selamat hari guru! Tahun ini tahun ke-3 saya menjadi guru. Profesi ini officially saya geluti sejak Januari 2021. 3 bulan setelah lulus dari bangku kuliah, selama itu saya menganggur dan hanya sibuk mengirim beberapa lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan serta instansi sekolah. Singkat cerita, saya kemudian menjadi guru di sebuah Sekolah Dasar swasta di Surabaya selama 3 semester. Setelahnya di pertengahan tahun 2022 saya berkesempatan mengajar di Sekolah Menengah Pertama di Malang sampai sekarang.
Saya tidak pernah memiliki mimpi untuk menjadi seorang guru.
Dulu jika ditanya perihal cita-cita, saya selalu menjawab asal dengan "ingin menjadi dokter". Tentu itu bukan mimpi yang serius. Sampai dimana duduk di bangku SMA, semua teman sudah memetakan kemana mereka akan melanjutkan studi pendidikannya, saya masih galau dan gundah, tidak tahu apa keahlian dan apa yang ingin saya lakukan kedepannya. Singkat cerita, saya menjadi guru--mengajar di sekolah.
Menggeluti prosfesi ini tidaklah mudah.
Ada banyak beban sosial yang harus saya pikul.
Saya harus menjadi contoh, teladan, serta selalu berusaha menerapkan seluruh hal baik dalam semua aspek kehidupan. Menjadi guru tidak boleh culas, harus jujur dan rendah hati.
Bagaimana bisa seorang guru yang selalu menasihati anak didiknya untuk berlaku baik dan benar, namun dirinya sendiri tidak mengamalkan nasihat itu? Tak jarang, ketika suatu hari saya sibuk menasihati dan menjelaskan perihal penyelesaian suatu masalah kepada anak didik saya, di kemudian harinya Allah selalu menegur dan menguji saya atas nasihat yang saya berikan kepada anak didik saya kemarin.
Sebulan yang lalu contohnya, saya tersinggung dengan teman sekantor yang merespon tawaran bantuan saya dengan nada tinggi lagi menyudutkan, menyakitkan sekali kalimatnya di telinga saya. Kemudian, saya memutuskan untuk menjauhi nya, tidak menegur bahkan mengajak bicara selama beberap pekan.
hal ini buruk sekali bukan? bukan mencerminkan tindakan seorang pendidik, apalagi baru sebelumnya saya menasihati soal ini ke anak didik saya T-T
Singkat cerita, setelah kami mulai kembali bertegur sapa, saya teringat satu hal yang sangat mengganjal. Sebelum kejadian tersebut, dengan berusaha bijak, saya menasihati salah satu anak didik yang memiliki masalah dengan teman sekamarnya di asrama. Apa yang saya jelaskan kepada anak tersebut, tidak sama dengan pengaplikasian saya kepada teman yang menyinggung hati saya.
Betapa munafiknya diri ini.
Ini baru menjadi guru di sekolah, bagaimana nanti jika saya menjadi ibu? beban seberat itu tentu belum bisa saya pikul sekarang, Allah tahu yang terbaik. Jauh dari menjadi seorang ibu, tentulah saya harus menjadi seorang guru yang baik untuk diri saya sendiri. Semua pelajaran dan pengajaran yang saya tempuh selama 26 tahun ini menempa saya menjadi pribadi yang semoga selalu bisa memperbaiki diri.
Hidup adalah sebuah perjalanan, lengkap dengan rangkaian pelajaran menuju kepada abadi yang satu.
Menjadi guru memberikan saya kesadaran, bahwa setiap pribadi adalah guru, tinggal bagaimana mereka menjalaninya saja. Guru tidak hanya mereka yang dipanggil dengan sebuthan "bu" "pak" "mam" "miss" "ustad atau ustadzah". Semua pribadi adalah guru. Bahkan kondisi dan situasi bisa dijadikan sebagai guru jika kita mengambil pelajaran yang berharga darinyaa.
Bahkan, kejadian di Gaza sana, adalah guru bagi kami sekarang.
Dengan kejadian luar biasa yang dialami warga Palestina di Gaza sana, dunia menjadi belajar. Atas keteguhan dan kekuatan mereka, banyak orang-orang yang kemudian beriman dan memutuskan untuk masuk Islam. Berbagai kalangan orang tergerak hatinya untuk berpartisipasi dengan kemampuan sebisa mereka.
Orang kaya berderma besar-besaran.
Bapak Ibu Menteri menyuarakan aspirasi dan desakannya di kancah dinternasional.
Ulama dan ahli ilmu menyampaikan fakta dan sejarah tentang konflik Palestina-Israel.
Masyarakat biasa mem-boycott produk-produk yang mendukung dan mensponsori penjajahan lsrael.
Hacker juga mulai meretas website dan juga akun propaganda Israel. Semua kalangan bergerak sesuai kemampuannya.
Tidak selalu hanya seorang guru yang bertugas mendidik dan mengajar.
Adalah kita, pribadi yang juga disebut sebagai guru untuk diri sendiri. Lalu kemudian guru bagi orang-orang di sekitar kita.
Jikalau sekarang saya tidak menekuni profesi ini, saya akan selalu menjadi sosok guru--bagi diri saya sendriri. Sosok guru tidak hanya ada di sekolah, tapi di seluruh episode kehidupan kita, ada pada masing-masing pribadi kita, di manapun kita berada, dan bagaimanapun situasi dan kondirinya.
Guru tidak hanya mengacu pada sosok pengajar dan pembimbing saja. Namun, adalah sebuah pelajaran yang membuat kita belajar dan mengevaluasi.
Guru akan selalu kita temui dalam setiap fase perjalanan hidup kita. Agar kita selalu belajar, bahwa sejatinya hakikat kehidupan adalah pejalanan untuk pembelajaran, sampai akhir hayat.
Selamat hari guru.
Komentar
Posting Komentar